Wednesday, June 8, 2016

Fakta Mitos - Food Combining saat Sakit




Pernahkah Anda dirawat di rumah sakit? ataupun menjenguk kerabat atau keluarga Anda yang dirawat.
Ketika menjenguk kerabat yang di rawat, saya biasa bertanya tentang pola makan yang diberikan di rumah sakit tersebut.
Dengan bosannya, biasa pasien menjawab "Yah seperti biasa orang sakit saja, Susu, Bubur Ayam, bahkan Sereal dengan susu".

Taukah anda, dengan pola makan seperti itu, apakah pasien akan sembuh dengan cepat? Tentu tidak.
Bagaimana mau sembuh jika tenaga yang harusnya dialokasikan untuk pemyembuhan, malah dipakai 'bekerja keras' untuk mencerna makanan tersebut.


Dan tidak hanya menyedot energi, makanan yang masuk juga menimbulkan masalah kesehatan lainnya karena tidak sesuai dengan sistem kerja pencernaan. Berikut ulasannya :

Bubur ayam tidak pernah bisa dijadikan makanan untuk orang sakit HANYA KARENA WUJUD FISIKNYA YANG LUNAK.

Pertama, Bubur adalah karbohidrat, dan ayam adalah protein hewani. Keduanya adalah zat yang membutuhkan kerja keras untuk menyerapnya. Perpaduan keduanya akan menghasilkan kerja enzim yang kontradiktif.

Kedua, dengan wujudnya yang lunak, sering kali membuat orang malas mengunyah dengan benar, dan menjadikan bubur tersebut tidak tercampur air liur saat tertelan. Akibatnya, enzim yang terdapat pada air liur tidak dapat menjangkau karbohidrat bubur untuk di proses secara normal.

Ketiga, variasi makanan yang menggunakan sereal dan susu sering kali dianggap makanan sehat. Tapi jangan lupa, sebagian besar sereal yang digunakan adalah Sereal Instan, yang proses produksinya tidak bisa dijamin sesuai kapasitas tubuh dan sesuai dengan kondisi alaminya. Banyak zat aditif dalam sereal instan yang justru merusak sistem metabolisme tubuh sehingga merugikan kesehatan dalam jangka pendek maupun panjang.

Energi tubuh akan sangat terkuras untuk memproses makanan tersebut, sehingga tidak ada sisa untuk penyembuhan badan.


Menu sehari-hari yang nyaris tanpa buah dan sayuran segar tentunya tidak bisa diharapkan untuk pemulihan, sehingga pada akhirnya, rumah sakit HARUS menggunakan "pemaksaan" untuk mengobati dengan cara rangkaian obat, suntikan, dan infus.

Seorang mantan pasien saya pernah bercerita, saat salah satu dari orang tua nya masuk rumah sakit, ia menolak segala jenis makanan yang diberikan oleh rumah sakit untuk orang tua nya, dan meminta atau membawa menu food combining. Beliau mengalami fase penyembuhan yang sangat luar biasa cepat. Bahkan diluar perkiraan sang ahli medis. Yang sebelumnya di fonis harus opname 7 hari, dengan menerapkan food combining, Hasil trombositnya naik secara signifikan dan demam berangsur hilang secara cepat, dan Beliau pulang kerumah pada hari ke 4.


Akhir kata, disarankan untuk melakukan food combining pada saat sehat. Ibaratnya mobil, tentu lebih baik di rawat secara berkala daripada di service ketika rusak. Tubuh juga lebih baik dijaga dengan pola hidup sehat daripada berobat dengan berbagai bahan kimia ketika sakit.


Untuk cara tepat food combining, akan di bahas di thread selanjutnya. Jadi, terus pantau blog saya :)


Semoga bermanfaat!

No comments:

Post a Comment